HUJAN DERAS MENYEBABKAN BANJIR DSAN LONGSOR DI MALUKU

Pemerintah provinsi Maluku menetapkan status darurat bencana alam terhadap 4 daerah dari 11 kabupaten/kota yang berada di wilayahnya. Penetapan status darurat bencana ini diterapkan karena banjir dan longsor yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.

Henry Far-Far selaku Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan bahwa 4 daerah yang mendapatkan status darurat bencana alam adalah Maluku Tengah, Ambon, Seram Bagian Timur dan Pulau Buru.

Di Ambon sendiri secara khusus hujan dengan intensitas sedang dan tinggi telah mengakibatkan titik-titik longsor dan banjir di Ambon. Banyaknya titik-titik bencana alam di Ambon ini juga tidak lepas dari struktur drainase/saluran air yang buruk. Henry sendiri telah membenarkan bahwa memang telah terjadi beberapa bencana longsor dan banjir di kota Ambon.

Salah satu bencana longsor yang terjadi adalah di Halong Air besar pada pukul 05.00 Wit , di mana talud jembatan patah dan mengakibatkan tembok penahan jembatan rubuh. Selain din Halong, bencana lainnya terjadi di Waiheru, di mana air sudah setinggi lutut dewasa. Menangani masalah ini, maka masyarakat yang tinggal di Waiheru dan sekitar Waiheru akan dievakuasi ke diklat pertanian.

Hendry juga mengatakan bahwa penerapan status darurat bencana di empat kabupaten dan kota ini didasarkan pada SK Gubernur Maluku, Murad Ismail, yang mulai berlaku sejak 13 Juli 2021. Penetapan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan BPBD masing-masing daerah serta keputusan darurat bencana yang dikeluarkan oleh Richard Louhenapessy selaku wali kota Ambon, Ramli Umasugi selaku Bupati Buru, Abua Tuasikal selaku Bupati Maluku Tengah dan Mukti Keliobas selaku Bupati Seram Bagian Timur.

Setelah mengunjungi lokasi bencana, Henry langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR Maluku serta Balai Wilayah Sungai dan Jembatan. Melalui koordinasi ini, sekarang eksavator telah diturunkan ke lokasi. Sayangnya eksavator yang dikirim tidak dapat berfungsi dengan baik karena adanya gangguan mesin.

Tidak hanya itu, berita Ambon juga meliput bahwa tingginya curah hujan juga membuat para petugas PLN harus selalu siaga menghadapi potensi bahaya kelistrikan yang dapat terjadi saat hujan atau banjir, utamanya pada gardu-gardu listrik yang cukup rawan. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan agar warga Maluku tidak mengalami kekurangan pasokan energi listrik. “Saat ini kami terus mengamati kondisi di beberapa lokasi yang terdampak banjir akibat hujan deras di Ambon dan sekitarnya,” Ujar Hairul Hatara selaku Manajer Komunikasi dan TJSL PLN Unit Wilayah Maluku dan Maluku Utara.

Untuk lebih amannya, PLN juga meminta agar masyarakat semua peralatan listri dan elektronik yang berada di tempat tinggalnya sebelum tidur, pastikan semuanya terlepas dari stop kontak saat tidak digunakan. Hairul juga mengatakan bahwa aliran listrik akan dipadamkan sementara jika rumah pelanggan atau instalasi PLN sedang terendam banjir. Pemilik rumah juga dapat mematikan listriknya sendiri dan mengangkat peralatan elektronik ke tempat yang tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke atas